Rabu, Mei 27, 2009

Majelis Taklim Ahad Al-Hasanah

Majelis ini didirikan belum lama yaitu sekitar bulan April 2009, dimana tetanggaku Dani yang juga jama'ah Majelis Rasulullah punya ide untuk mengundang Ustadz dari Majelis Kwitang dan selalu mengisi tausiah di Majelis Kwitang yang bersedia untuk diundang untuk acara pengajian-pengajian dimanapun. Deal pun dilakukan oleh Dani dan Imron ( tetangga dekat) yaitu biasanya Rp. 1 juta sekali panggil tetapi dikarenakan untuk kepentingan pengembangan dakwah maka di buatlah jadwal 4 kali sebulan dan setiap pertemuan mesti disiapakan dana Rp. 200,000 waktunya setiap minggu sore sehabis sholat maghrib di Mushola Al-Hasanah.

Mushola Al-Hasanah adalah mushola yang kepengurusannya di kelola oleh Bp. H. Sarsanah Putra dan beliau sudah lama menjadi pengurus Mushola. Sekarang kondisi Bp. H. Sarsanah Putra sedang sakit dan beliau badannya terbaring tidak bisa bangun lagi tetapi bicaranya masih jelas. Teringat ketika beliau masih dalam keadaan sehat dan aktif di Mushola dan beliau tidak bisa mengancingkan baju koko nya dikarenakan jari-jari tangannya kaku tidak bisa menggenggam benda yang kecil, aku beberapa kali bantu mengancingkan bajunya dan beliau sangat berterimakasih, beliau juga pernah menjadi Panitia pernikahan adik iparku sekaligus acara khitanan anakku Dito. Pak Haji adalah sosok yang tegas, kharismatik sekali, Beliau sudah berusaha berobat tapi masih belum ada kemajuan dan pada saat itu beliau masih mengkonsumsi daging kambing.

Kembali ke Majelis Taklim yang di tulis diatas, sebelum kami mendirikan majelis tersebut kami konsultasi dengan Bp. H. Mukhtar, beliau adalah Imam sepuh di lingkungan mushola Al-Hasanah tetapi sekarang beliau tidak aktif lagi dikarenakan mengalami serangan stroke dibagian kiri badannya dan sedang menjalani terapi pengobatan baik tradisionil maupun medis.
Beliau pada dasarnya setuju dengan pendirian majelis taklim tersebut akan tetapi perlu dipikirkan jangka panjang yaitu berupa dana untuk membayar Ustadz, hal itu pula yg menjadi kebimbanganku. Dengan tekad bulat Dani dan Bp. H. Enoch akhirnya kami jadi memanggil Ustadz Muhammad Hafidz Lukman untuk datang pada hari minggu pertama bulan April 2009.

Sekarang aku jadi bendahara Majelis tersebut dan semua hasil sumbangan sukarela dari donatur juga kotak tromol aku tulis di white board sehingga semua jama'ah bisa melihat. Aku juga menjadi Imam tetap di Mushola tersebut, Alhamdulillah Majelis ini berjalan terus dan dihadiri oleh banyak jama'ah walapun belum belum maksimal tetapi ini menjadi pemicu bagiku untuk menambah ilmu dan wawasan syariah agama Islam.

Imam tetap Mushola sekarang adalah aku dan Bp. H.Enoch beliau sudah sepuh tapi masih kuat dan mudah-mudahan beliau dipanjangkan umurnya untuk selalu mendampingi aku untuk menhidupkan Mushola Al-Hasanah, Amin.

Penceramah adalah Ustadz Muhammad Hafidz Lukman beliau lulusan pesantren Buntet Cirebon dan juga lulusan pesantren Tarim Hadramaut Yaman, beliau juga memimpin majelis Ratib & Asmaul husna Al- Awwabin di kayu manis, dalam tausiahnya selalu merujuk Alqur'an, Hadist dan kitab-kitab para Solihin.

Mudah-mudahan Jama'ah akan semakin bertambah dan semakin maju majelis taklim Al-Hasanah dalam mencapai syiar Islam juga menyejukkan lingkungan sekitarnya. Amin

Ya Robbi bil-Mustofa balligh maqoossidana waghfirlana maamadho yaa wasi'al karomi

Wahai Alloh demi Al Mustofa ( Muhammad SAW) sampaikanlah maksud dan hajat-hajat kami dan ampunilah dosa-dosa kami yang terdahulu wahai yang Maha Luas dan Maha Dermawan

Kamis, Mei 07, 2009

Cimahi, 01 Mei 2009


Pada tanggal 1 Mei 2009, Aku ambil cuti 1 hari, karena sepupuku Ayuk Tuti dan Bang Fadhil mau mengadakan acara akad nikah untuk putrinya, sesuai undangan via ponsel. Tanggal 30 April 2009 sebelum berangkat ke Cimahi aku sudah di hubungi oleh Istri untuk menjemputnya di bandara Soekarno - Hatta Cengkareng karena tugas (dinas) selama 4 hari ke Bali sudah selesai. Sekitar pukul 17.10 dari kantor kupacu motor ke arah Gambir dan langsung naik biskota Damri dan sampailah di terminal 2F Garuda dan aku masih berpikir untuk segera berangkat ke Cimahi karena Bapak telah menelpon kepastian keberangkatanku ke Cimahi dan aku hubungi travel 4848 di wartel bandara, kebetulan aku sudah persiapkan oleh-oleh berupa jaket Majelis Rasulullah yang akan aku berikan kepada Bapakku serta kalender.

Aku lihat daftar kedatangan pesawat Garuda dari Denpasar sudah mendarat dan sesaat kemudian istriku sudah SMS bahwa pesawat sudah mendarat. Istriku ditemani oleh rekan kerjanya lalu kami berangkat pulang di daerah patung Tani kami mampir dulu di pol 4848 untuk pesan tapi belum ada satu pun penumpang yang pesan lalu kami ditawarkan supir freelance dan harga sepakat Rp. 300,000, lalu kami pamit pulang dan minta di jemput di percetakan Negara. Sesampai dirumah Kami berniat mengajak anak kami Moreno yang berusia 10 bulan dan malam itu kami hanya sebentar saat itu kedua anak kami Dito dan Rio masih tertidur sehingga kami tidak sempat berpamitan lalu kami titipkan anak-anak pada nenek ( Mertuaku) dan adik iparku Temmah, tepat pukul 11. 30 kami berangkat menuju Cimahi. Diperjalanan anak kami Moreno tertidur lagi dan aku liat pak supir matanya kuyu seperti mau tertidur terpaksa kami berusaha keras untuk mengajak ngobrol ngalor ngidul masalah politik, pemilu, Yusuf Kalla dan sebagainya sehingga harapan kami pak supir bisa selalu terjaga karena kami khawatir dengan kondisi jalan malam hari.

Sampai di pojok ( alamat orangtua di Cimahi) waktu menunjukkan jam 14.00 kami disambut oleh Bapakku yang sudah tua sekarang umur beliau sekitar 70 tahun pensiunan TNI AD dan Ibuku tidak ada saat itu karena sedang membantu persiapan acara akad nikah dan menginap disana tepatnya di daerah pasir layung Bandung.

Pagi sekali jam 7.00 kami ( Bapak dan Aku ) mulai siap-siap dan istriku tidak ikut karena mau istirahat sehabis perjalanan jauh dari Bali, disamping karena membawa bayi kami reno.

Kami berboncengan menuju ke Pasir Layung, diperjalanan kami mampir dulu ke bengkel motor karena rem depan tidak fungsi dikarenakan minyak remnya tipis, dikhawatirkan kalau rem mendadak tidak pakem nantinya.
Tibalah kami dirumah sepupu kami dan kami bersalaman dan dikenalkan dengan saudara sepupuku yang belum pernah ketemu sebelumnya tapi sebagian sudah.
Sepupuku yang sudah kenal adalah Bang Opik yang punya anak angkat dan sering ke Cimahi ada juga keluarga dari Pulau Bangka yaitu Kak Yadi. Ayuk Wati suaminya Kak Hendrik , Kak Pandi dan anak-anaknya serta 1 cicit Bapakku.
Ayuk Tuti yang punya acara adalah sepupu 2 kali tapi karena kenal lebih dulu dan sampai sekarang hubunganannya dekat sekali dengan kami.
Tampaknya persiapan acara sudah di siapkan sebagian sudah memakai baju seragam keluarga termasuk Ibuku tetapi Bapakku menolak untuk memakai baju seragam keluarga dan aku pun tidak tahu alasannya kenapa.

Bapakku sudah dianggap sesepuh sebagai pengganti orang tua mereka karena orang tua mereka sudah pada meninggal, tetapi Bapak tidak bergeming untuk memakai seragam juga mendampingi di barisan keluarga.

Sholawat berkumandang menyambut mempelai Pria yang aku tidak tau dari daerah mana dan namanya siapa, tetapi menurut keterangan dari orang tua ku sih latar belakang keluarga Dokter.

Acara nampaknya berlangsung khidmat walaupun aku tidak mengikuti secara seksama dikarenakan ngobrol dengan kerabat-kerabat yang ada di luar rumah.

Kami sholat Jum'at bersama di mesjid dekat rumah, didalam mesjid aku satu shaft dengan Bapak dan Bang Fadhil.

Rasa kantuk yang menyerang tidak terbendung sehingga khotbah jum'at tidak menyimak lalu aku dibangunkan oleh Bapakku untuk siap berdiri sholat saat Iqomah.

Aku dan Bapakku duluan pulang karena tidak bisa berlama-lama meninggalkan istri dan anakku di pojok Cimahi kami berpamitan dan dibawakan oleh-oleh makanan lauk pauk.
Ibuku masih di tempat karena masih membantu persiapan acara pengajian khataman Qur'an kedua mempelai.

Semoga saudaraku menjadi keluarga yang sakinah ma wahdah wa rohmah. Amin