Rabu, Juni 10, 2009

10 Juni 2009




Kemarin hari selasa tanggal 09 Juni 2009, aku sempat menelepon Ibuku yang di Cimahi, bahwa tahap renovasi rumah sedang berjalan setelah pembuatan dak beton seluas ruangan dapur kira -kira luasnya 5 x 6 m2 , yang sekaligus ruangan tempat jualan warung kelontong. Warung sementara dipindah ke ruang depan sampai dengan selesainya renovasi ruangan dapur. " To, sepertinya dananya kurang nih" sahut ibuku.

Aku bilang pada Ibuku " Insya Alloh, bisa dibantu nanti aku ngomong juga sama istriku".
Katanya kalau mau bantu nanti pada saat penyelesaian lantai keramik.

Ingin rasanya menanggung semua biaya renovasi rumah orang tuaku tapi apa daya ? aku kasihan sama mereka yang harusnya tinggal menikmati hidup, pagi sekali mereka sudah bangun sekitar jam 3.00 WIB sudah harus berangkat ke pasar antri ( pasar terbesar di Cimahi), mereka berdua ( Bapak dan Ibuku ) terus berjuang untuk hidupnya, Bapakku sudah lama pensiun dan kesibukan setelah pensiun adalah bekerja di terminal Abdul Muis Bandung yang pada saat itu penempatan beliau di terminal tersebut di bantu oleh Komandan Beliau yaitu Bp. H. Lily Somantri (mantan Bupati Jawa Barat). Beberapa tahun kemudian mengundurkan diri dan mulailah buka warung kecil-kecilan dan Alhamdulillah sekarang sudah ramai dan banyak langganan dan rencananya warung tersebut akan dibuat penutup Krey awning untuk mempermudah menutup dan membuka warung, dikarenakan sebelumnya memakai papan kayu yang berat.

Tukang yang membantu renovasi rumah adalah Kang Didin, tukang yang piawai dibidangnya yang dulu pernah juga merenovasi rumahku yang di Sunter dan Percetakan Negara. Kang Didin pernah menjadi seorang penghulu dan ustadz panggilan untuk ceramah dan tahlil di beberapa tempat di Cimahi tetapi karena ada masalah perempuan akhirnya berhenti dan vakum selama 2 tahun. Dia minta pekerjaan kepadaku dan kebetulan rumah yg disunter akan direnovasi tahun 2003 dan kemudian rumah yang di Percetakan Negara tahun 2007.

Setelah pekerjaan di Percetakan Negara selesai Kang Didin menjadi Juru Kunci Makam Besar di Kampungku yang terpilih oleh warga sekitar secara demokratis. Selang kurang lebih 1 tahun tak ada kabar, lalu ada kabar mengejutkan bahwa Kang Didin yang lulusan pesantren dari Surade Sukabumi ini diberhentikan menjadi juru kunci karena lagi-lagi masalah perempuan dan sekarang diambil alih oleh pesaingnya terdahulu juga yang lebih parah adalah bercerai dengan istrinya Lilis, kasihan sekali Lilis adalah temanku semasa SD.
Kang Didin pekerja yang ulet sih.., tidak perhitungan juga tidak kenal waktu selalu bekerja mencapai target yang diinginkan oleh empunya rumah, sayang perjalanan hidupnya yang pernah diatas dan mapan kembali terpuruk atas perbuatannya sendiri dan sekarang Kang Didin bekerja menjadi kuli bangunan kembali di rumah orang tuaku.

Kembali ke renovasi rumah orang tuaku yang sedang berjalan ini mudah-mudahan berjalan lancar, sedih rasanya tidak bisa berbuat banyak untuk mereka, anak macam apa aku ini.............???
Ya Alloh, bahagiakanlah orang tuaku, berilah kesenangan dan kebahagiaan kepada mereka, berikanlah mereka kekuatan dan kesehatan Ya Alloh..Ampunkanlah dosa-dosa mereka, Ya Alloh peliharalah mereka, lindungilah mereka Ya Alloh...Ya Arhammar rohimmin.